Analisis Afiksasi dalam Dongeng Sunda Sakadang Koléangkak Karya Ki Umbara

Prefix, Infix, Suffix, Confix.

Penulis

  • Revi Sundari Utami Universitas Muhammadiyah Kuningan
  • Andi Rohendi Universitas Muhammadiyah Kuningan
  • Tita Putria Universitas Muhammadiyah Kuningan

DOI:

https://doi.org/10.60155/jbs.v12i2.513

Kata Kunci:

Afiksasi, Dongeng, Morfologi, Sunda

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan afiksasi di dalam dongeng Sunda yang berjudul “Sakadang Koléangkak”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan berasal dari teks dongeng “Sakadang Koléangkak” dalam buku kumpulan dongeng Utara Utari karya Ki Umbara. Teori yang digunakan yaitu terori Sudaryat yang membagi afiksasi menjadi prefiks (rarangkén hareup), infiks (rarangkén tengah), sufiks (rarangkén tukang) dan konfiks (rarangkén barung). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak penggunaan afiksasi di dalam dongeng “Sakadang Koléangkak” karya Ki Umbara, yakni 83 data. Dari 83 data kata berafiks yang ditemukan, sufiks (rarangkén tukang) menempati presentase penggunaan paling banyak. Yaitu sebanyak 45 data yang terdiri dari sufiks (rarangkén tukang) -keun, -an, -ana, dan -na. Afiks kedua paling banyak ditemukan yaitu prefiks (rarangkén hareup). Yaitu sebanyak 22 data tang terdiri dari prefiks (rarangkén hareup) nga-, di-, sa-, dan ka-. Selanjutnya konfiks (rarangkén barung) sebanyak 13 data, terdiri dari konfiks (rarangkén barung) nga-kan, di-keun, di-an, dan ka-an. Dan bentuk afiksasi yang paling sedikit penggunaannya adalah infiks (rarangkén tengah). Yakni ditemukan 3 data, terdiri dari infiks (rarangkén tengah) -ar- dan -um-.

Unduhan

Diterbitkan

2025-07-22

Terbitan

Bagian

Articles