Gastronomi Sastra Tradisi Tajin Sora dan Sappar pada Masyarakat Desa Klampokan Probolinggo

Penulis

  • Putri Agustin Muberriroh UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

DOI:

https://doi.org/10.60155/dwk.v5i1.662

Kata Kunci:

Tajin, Gastronomi Sastra, Semiotika

Abstrak

Tradisi kuliner Tajin Sorah dan Sappar di Probolinggo merupakan warisan budaya yang sarat nilai simbolik, spiritual, dan sosial. Tradisi ini kerap dipandang sekadar ritual tahunan tanpa pemaknaan yang mendalam, padahal di dalamnya terkandung filosofi yang merepresentasikan identitas budaya lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna simbolik, filosofis, dan historis dari Tajin Sorah dan Sappar sebagai ekspresi budaya masyarakat Probolinggo. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi pustaka, serta menggunakan pendekatan gastronomi sastra dan semiotika makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap unsur makanan, seperti warna, bahan, dan bentuk, menyimbolkan nilai-nilai kehidupan, kesucian, kesuburan, dan harapan. Bubur putih melambangkan kesucian, bubur candil melambangkan benih kehidupan, sedangkan santan dan daun pandan merepresentasikan harmoni dan perlindungan. Selain nilai simbolik, tradisi ini juga mengandung nilai sosial berupa kebersamaan dan solidaritas. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tajin Sorah dan Sappar tidak hanya menjadi bagian dari praktik kuliner, tetapi juga sebagai media pewarisan nilai budaya yang penting untuk dilestarikan di tengah tantangan modernisasi.

Unduhan

Diterbitkan

2025-01-22

Cara Mengutip

Muberriroh, P. A. (2025). Gastronomi Sastra Tradisi Tajin Sora dan Sappar pada Masyarakat Desa Klampokan Probolinggo. DIWANGKARA: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra Dan Budaya Jawa, 5(1). https://doi.org/10.60155/dwk.v5i1.662

Terbitan

Bagian

Articles