DIWANGKARA: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa
https://jurnal.stkippgriponorogo.ac.id/index.php/DIWANGKARA
<p>ISSN: 2807-808X (Online)<br />ISSN: 2807-825X (Cetak)<br />DOI: <a href="https://doi.org/10.60155/DWK">doi.org/10.60155/DWK</a><br />Penerbit: STKIP PGRI Ponorogo Press<br />Alamat: Jalan Ukel No. 39, Kertosari, Babadan, Ponorogo<br />Email: jurnaldiwangkarastkippo@gmail.com</p> <p>Frekuensi terbitan<br />Dua kali dalam setahun<br />Agustus - Februari</p>STKIP PGRI Ponorogo Pressid-IDDIWANGKARA: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa2807-825XFungsi Tradisi Nyadran di Desa Bumi Arum Majasto: Teori William. R. Bascom
https://jurnal.stkippgriponorogo.ac.id/index.php/DIWANGKARA/article/view/305
<p>Tradisi adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara terus menerus oleh seseorang atau kelompok yang dianggap bermanfaat. Tradisi sudah tua dan berasal dari nenek moyang (Simanjuntak, BA: 2016). Tradisi “Sandranan” di desa Bumi Arum Majasto merupakan salah satu sastra lisan yang masih dipercaya oleh masyarakat setempat dan sudah menjadi tradisi secara turun temurun untuk mengirimkan doa kepada leluhur dan mengenang jasa para sesepuh atau pendiri. dari desa Bumi Arum Majasto yaitu Ki Ageng Sutowijaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fungsi tradisi yang berada di Bumi Arum Majasto dengan menggunakan teori William R. Bascom. Dalam teori William R. Bascom, fungsi sastra bangsa adalah (1) bentuk hiburan, (2) sarana pengesahan lembaga dan institusi budaya, (3) pendidikan, (4) alat pemaksa atau pengawas agar norma tetap dipatuhi. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman.</p>Diana Pitaloka
Hak Cipta (c) 2024 DIWANGKARA: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa
2024-08-022024-08-024110.60155/dwk.v4i1.305Metafora pada Novel Mêndhung Kêsaput Angin Karya A.G Suharti: Kajian Semantik Kognitif
https://jurnal.stkippgriponorogo.ac.id/index.php/DIWANGKARA/article/view/437
<p>Penelitan ini dilakukan untuk mendeskripsikan metafora dalam novel <em>M</em><em>ê</em><em>ndhung K</em><em>ê</em><em>saput Angin </em>karya A.G.Suharti. Penulisan novel tentunya menggunakan bahasa arkhais yang identik dengan penggunaan metafora. Peneliti mendeskripsikan penggunaan metafora pada novel yang ditulis tahun 1980. Metode yang digunakan ialah metode penelitian desktiptif kualitatif. Sumber datanya novel <em>M</em><em>ê</em><em>ndhung K</em><em>ê</em><em>saput Angin</em> karya A.G.Suharti, sedangkan datanya merupakan frasa, klausa atau kalimat yang mengandung metafora. Teori yang digunakan mengacu pada teori Peter and Newmark dalam Parera tentang citra pada metafora, sedangkan Lakoff dan Johnson digunakan sebagai teori pendukung. Hasil penelitian ini ialah (1). terdapat 36 data atau bentuk metafora dalam analisis metafora pada novel <em>“Mendhung Kesaput Angin”</em> karya A.G Suharti yang dapat diuraikan melalui 3 unsur yaitu objek, citra, dan sense; dan (2) penggunaan metafora cenderung mengalami proses pengkaburan.<strong> </strong></p>Endah Normawati MahananiSuroto Rosyd Setyanto
Hak Cipta (c) 2024 DIWANGKARA: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa
2024-08-022024-08-024110.60155/dwk.v4i1.437Implikatur, Praanggapan dan Entailment pada Film Pendek Pak, Buk, Kulo Mantuk
https://jurnal.stkippgriponorogo.ac.id/index.php/DIWANGKARA/article/view/254
<p>Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang berkaitan dengan tindak tutur. Dalam suatu komunikasi, di dalamnya dapat dipastikan akan terjadi suatu percakapan. Pragmatik berkaitan dengan makna dalam konteks dengan tujuan dapat menganalisis dari berbagai sudut pandang. Pragmatik juga menjembatani kesenjangan antara sistem bahasa dan sisi penggunaannya. Suatu tuturan harus terikat dengan konteks. Konteks yang dimaksud disini adalah tergramatisasi dan terkodifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur bahasanya. Implikatur berarti suatu yang diimplikasikan dalam suatu percakapan atau dialog. Selain implikatur, didalam bidang pragmatik juga terdapat praanggapan. Praanggapan merupakan pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan lawan tutur yang melatarbelakangi suatu tindak tutur. Entailment merupakan sesuatu yang secara logis ada atau mengikuti apa yang ditegaskan dalam tuturan. Didalam artikel ini peneliti akan menganalisis apakah ada implikatur, praanggapan dan entailmen pada film pendek “Pak, Buk, Kulo Mantuk”. Tujuan dalam penelitian ini supaya mengetahui ada berapa tuturan yang mengandung implikatur, praanggapan dan entailment pada film tersebut. Dalam meneliti film pendek “Pak, Buk, Kulo Mantuk” peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pragmatik yang membahas mengenai ruang lingkup pragmatik yaitu implikatur, praanggapan, dan etailment. Teknik mengumpulkan data dilakukan dengan menyimak dan mencatat. Dalam film pendek yang berjudul “Pak, Buk, Kulo Mantuk” ditemukan ada 5 tuturan yang termasuk implikatur, 6 tuturan yang termasuk praanggapan dan hanya 2 tuturan yang termasuk entailment.</p>Fatimah Dwi IndraswuriWulan Oktaviani
Hak Cipta (c) 2024 DIWANGKARA: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa
2024-08-022024-08-024110.60155/dwk.v4i1.254Analisis Cerita Rakyat Dumadine Makam Ki Ageng Kurahan: Pendekatan Fungsional
https://jurnal.stkippgriponorogo.ac.id/index.php/DIWANGKARA/article/view/283
<p>Penelitian ini dilatarbelakangi masih terbatasnya wawasan masyarakat mengenai fungsi sastra lisan yang terdapat dalam cerita rakyat. Penelitian ini menganalisis cerita rakyat “Dumadine Makam Ki Ageng Kurahan” yang berasal dari Dusun Suruhan Desa Rogomulyo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Permasalahan yang dikaji adalah fungsi dari cerita rakyat “Dumadine Makam Ki Ageng Kurahan”. Tujuan dari penelitian ini untuk mendiskripsikan fungsi-fungsi yang terdapat dalam cerita rakyat “Dumadine Makam Ki Ageng Kurahan”. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang berdasar pada teori fungsional David Kaplan dan Manners. Metode pengumpulan data dengan teknik wawancara dan observasi lapangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa cerita rakyat “Dumadine Makam Ki Ageng Kurahan” memiliki 4 fungsi sebagai berikut; (1) fungsi sosial, (2) fungsi religius/spiritual, (3) fungsi budaya, dan (4) fungsi kelestarian alam.</p>Puji Nuranisah
Hak Cipta (c) 2024 DIWANGKARA: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa
2024-08-022024-08-024110.60155/dwk.v4i1.283Analisis Wujud Pelanggaran Prinsip Kesantunan dalam Film Pendek Tuku Sapi Satu Ton
https://jurnal.stkippgriponorogo.ac.id/index.php/DIWANGKARA/article/view/253
<p>Penelitian ini mengkaji tentang prinsip kesantunan dalam film pendek Tuku Sapi Satu Ton karya Herman Hadi Basuki. Tujuannya untuk mendeskripsikan pelanggaran prinsip kesantunan dalam film pendek Tuku Sapi Satu Ton karya Herman Hadi Basuki. penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif bahasa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode teknik simak catat. Teknik simak dalam penelitian ini digunakan pada tahap menyimak film kemudian dilanjutkan dengan pengklasifikasian, sedangkan teknik catat dilakukan ketika menyimak film yang diikuti dengan mencatat beberapa tuturan yang mengandung pelanggaran prinsip kesantunan dalam berbahasa. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan metode padan dengan teknik dasar yaitu teknik Pilah Unsur Penentu (PUP). Penyajian analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk informal dengan cara menjelaskan hasil analisis data dengan menggunakan kalimat. hasil penelitian menunjukkan ditemukan 7 tuturan pelanggaran prinsip kesantunan yang meliputi pelanggaran maksim kebijaksanaan 2 data; maksim kemurahan 1 data; maksim kesetujuan 1 data; maksim kesimpatian 1 data; maksim penerimaan 1 data; maksim kerendahan hati 1 data. berdasarkan hasil penelitian, maksim kebijaksanaan paling dominan ditemukan.</p>Yustina PramudyawatieSetia RiniTri Novita Sari
Hak Cipta (c) 2024 DIWANGKARA: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa
2024-08-022024-08-024110.60155/dwk.v4i1.253Pengejawantahan Relasi Cinta Romantik dalam Lagu Nemen: Analisis Semiotika C. S. Pierce
https://jurnal.stkippgriponorogo.ac.id/index.php/DIWANGKARA/article/view/414
<p>Lagu merupakan bentuk karya sastra popular yang berisikan unsur khas dari sang sastrawan seperti halnya latar belakang, ekspresi diri dan citra akan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan kajian literatur (<em>library research</em>). Untuk mengkaji tiap bagian dalam lagu nemen, penulis mengkaji menggunakan metode semiotika Charles Sander Pierce yang dipadukan dengan teori cinta dari Sternberg yang berisikan tiga unsur yaitu keintiman, hasrat dan komitmen. Penelitian ini menemukan bahwa dalam lagu nemen ,menggambarkan eskpresi cinta dari sang tokoh kepada sang kekasih hingga sang tokoh rela untuk melakukan apapun demi kebahagiaan sang kekasih. Namun, pada akhirnya relasi cinta tetap berakhir. Dalam lagu ini juga memuat ketiga unsur cinta dalam perspektif Sternberg yang mencakup keintiman, hasrat dan komitmen.</p>Yusuf Effendi
Hak Cipta (c) 2024 DIWANGKARA: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa
2024-08-022024-08-024110.60155/dwk.v4i1.414