Nilai Pendidikan Anak dalam Tradisi Ngitung Batih di Desa Bancangan, Sambit, Ponorogo

Penulis

  • Annisa Nurfadila Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo
  • Syamsul Muqorrobin Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo
  • Lisma Meilia Wijayanti Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo
  • Kunti Nadiyah Salma Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo
  • Tamrin Fathoni Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Kata Kunci:

Tradisi Ngitung batih, Kearifan Lokal, Nilai Pendidikan

Abstrak

Tradisi ngitung batih merupakan salah satu tradisi yang dilakukan secara rutin setiap tahun di Desa Bancangan, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo. Tradisi ini dilakukan dalam rangka menyambut tahun baru Hijriyah atau dalam kalender Jawa disebut dengan bulan Suro. “Ngitung” berarti menghitung, dan “batih” artinya jumlah anggota keluarga. Tradisi ini merupakan acara sakral berupa do’a bersama di bawah kaki bukit Tengger oleh masyarakat setempat dengan seluruh anggota keluarganya. Tradisi ngitung batih memiliki nilai-nilai pendidikan anak yang terkandung di dalamnya, diantaranya adalah nilai pendidikan ketuhanan, nilai pendidikan ibadah, nilai pendidikan sosial atau kemasyarakatan, dan nilai pendidikan budi pekerti. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan asal mula tradisi ngitung batih di Desa Bancangan Sambit Ponorogo, prosesi tradisi ngitung batih, serta nilai-nilai pendidikan anak dalam tradisi ngitung batih. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa ngitung batih merupakan salah satu tradisi do’a bersama di Desa Bancangan yang dilakukan secara turun temurun yang bertujuan untuk mengharap kemakmuran, ketentraman lahir batin, diberi kesehatan dan keselamatan, serta mengandung nilai-nilai pendidikan yang bermanfaat bagi pembentukan karakter anak sebagai generasi penerus.

Unduhan

Diterbitkan

2023-06-20

Terbitan

Bagian

Articles