Racial Discrimination in The Great Debaters Movie
DOI:
https://doi.org/10.60155/salience.v5i1.561Kata Kunci:
Film, Critical Discourse Analysis, UjaranAbstrak
The Great Debaters sebagai teks sinematik yang kuat yang menawarkan eksplorasi multifaset tentang ketidakadilan rasial dan perlawanan intelektual melalui penyebaran strategis ucapan rasis—baik dalam bentuk cercaan, ancaman, kebijakan yang dilembagakan, atau penindasan yang diinternalisasi. Film ini mengungkap mekanisme linguistik yang memperkuat hierarki rasial dan marginalisasi sosial. Ke-26 ucapan berfungsi sebagai tindakan diskursif yang mencerminkan dan mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak setara, seperti yang terungkap melalui analisis wacana kritis yang didasarkan pada model Fairclough. Melalui ucapan-ucapan tersebut, penonton memperoleh wawasan tentang normalisasi rasisme melalui bahasa sehari-hari dan wacana kelembagaan. Salah satu contohnya adalah penjajaran referensi sejarah yang brutal (seperti narasi Willie Lynch) dengan momen perlawanan retoris (misalnya, penegasan identitas Kulit Hitam dan agensi intelektual dalam adegan debat) yang menerangi perjuangan yang sedang berlangsung atas makna, representasi, dan suara. Film ini berfungsi sebagai penceritaan sejarah sekaligus alat pedagogis, yang mengundang keterlibatan kritis dengan cara bahasa membangun identitas rasial dan mempertahankan ketidakadilan sistemik. Sebagai media argumen yang beralasan, persuasi, dan suara publik, pernyataan tim debat Wiley College menunjukkan bentuk aktivisme sosial dan pemulihan identitas. Pembingkaian ini memungkinkan para pendidik dan siswa untuk menghubungkan perjuangan historis untuk hak-hak sipil dengan
wacana kontemporer seputar ras, kesetaraan, dan pendidikan.